klik untuk mencari solusi

Google

Minggu, 19 Agustus 2007

TYPUS ABDOMINALIS

DEFINISI

Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12 – 13 tahun ( 70% - 80% ), pada usia 30 - 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% ). ( Kapita selekta kedokteran edisi 3 )

Typus abdominalis adalah Penyakit infeksi akut usus halus yang di sebabkanoleh Salmonella Typosa O, Salmonella H, Salmonella paratypi A , dan salmonella paratypi B(Soeparman 1997).
Penyakit typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut dengan gejala demam lebih dari 1 minggu. Gangguan pencernaan yang terjadi adalah bibir kering, lidah kotor, selaput putih, ada perut kembung nyeri tekan. Pada umumnya diare, kesadaran menurun ringan sampai berat umumnya apatis penurunan kesadaran ( Jumaidi, dkk 1997 ).

Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran (ngartiyah, 1955).

2. ETIOLOGI

a. Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak bersepora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu:
- antigen O (somatic, terdiri darizat komplekliopolisakarida)
- antigen H(flagella)
- antigen V1 dan protein membrane hialin.
b. Salmonella parathypi A
c. salmonella parathypi B
d. Salmonella parathypi C
e. Faces dan Urin dari penderita thypus

3. MANISFESTASI KLINIS

A TANDA TANDA
- Demam
Pada minggu pertama demam berangsur naik berlangsung pada 3 minggu pertama
terutama pada sore dan malam hari, pada minggu ke 2 suhu tubuh terus meningkat, dan
pada minggu ke 3 suhu berangsur-angsur turun dan kembali normal. Demam tidak hilang
dengan pemberian antiseptic, tidak menggigil dan tidak berkeringat. Kadang pasien di
sertai epitaksis

- Gangguan pada saluran pencernaan
a. halitosis
b. bibir kering
c. lidah kotor berselaput putih dan pinggirannya hiperemesis
d. perut agak kembung
e. mual
f. splenomegali disertai nyeri pada perabaan
g. pada permulaan umumnya terjadi diare
h. kemudian menjadi obstipasi

- Gangguan kesadaran
a. kesadaran menurun ringan sampai berat
b. umumnya apatis
c. bradikardi relative
d. umumnya tiap kenaikan 1celcius di ikuti penambahan denyut nadi 10-15 kali permenit

B. GEJALANYA
- Penderita mulai cepat lelah
- malaise
- sakit kepala
- rasa tidak enak di perut
- nyeri seluruh tubuh
- hal tersebut dirasakan antara 10-14 hari

a.Perdarahan usus dapat terjadi pada saat demam masih tinggi di tandai dengan:
- suhu mendadak turun
- nadi meningkat cepat dan kecil
- tekanan darah menurun
- pasien terlihat pucat kulit terasa lembap
- kesadaran makin menurun
Jika pendarahan ringan mungkin gejalanya tidak terlihat jelas, karena darah dalam faeces hanya bisa di buktikan dengan tes benzidin.
Jika ini terjadi, tindakannya adalah:
menghentikan makan dan minum
segera pasang infuse jika sebelumnya tidak di pasang
segera hubungi dokter
selain pemberian pengobatan untuk menghentikan pendarahan dapat di lakukan eskap gantung
untuk mengganti alat tenun harus 2 -3 orang, paisen tidakboleh di miringkan
pengawasan observasi TTV lebih sering
b. Perforasi usus dapat terjadi pada minggu ke 4dimana suhu sudah turun
walau suhu sudah normal istirahat masih di teruskan 2 minggu dengan gejala:
pasien mengeluh sakit perut hebat dan akan nyeri lagi apabila di tekan
perut terlihat tegang dan kembung
anak menjadi pucat, dapat juga keringat dingin
nadi kecil dan pasien menjadi scohk
jika di jumpai gejala demikian tindakannya adalah :
segera hubungi dokter
siap foto roentgen
biasanya di kunsul ke bagian bedah
c. pneumonia hipotastikakibat lama berbaring terus dengan gejala:
- suhu mendadak naik tinggi setelahsebelumnya turun
- atau naik lebih tinggi dan tidak perna turun walaupun di pagi hari
- terlihat adanya sesak napas
4. DIFERENSIASI DIAGNOSA
1. parathypi A,B,C
2. infeksi dengue
3. malaria
4. tuberculosis
5. influenza
5. KOMPLIKASI
1. pendarahan usus
2. perforasi usus
3. pneumonia hipostatik
4. hepatitis.
6. PENATALAKSANAAN
1. Medik
- isolasi pasien desinfeksi pakaian
- perawatan yang baik untuk menghindari infeksi
- istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali (istirahat total) kemudian boleh duduk, jika tidak panas boleh berdiri terus berjalan.
- Diet makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein.
Bahan makanan tidak boleh banyak mengandung serat, tidak merangsang dan tidakmenimbulkan gas. Bila kesadaran pasien menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung.
Obat pilihan adalah kloramfenikol dengan dosis tinggi yaitu 100 mg/kgbb/hari (maksimum 2 gram perhari) diberikan 4 kali sehari peroral/intravena kloramfenikol tidak boleh diberikan apabila jumlah leukosit<=2000/ul. Bila pasien alergi dapat diberikan penicillin/kotrimoksazol.
2. Keperawatan
Masalah pasien Typus Abdominalis yang perlu diperhatikan adalah:
Kebutuhan nutrisi / cairan dan elektrolit
Gangguan suhu tubuh
Gangguan rasa aman dan nyaman
Pengawasan komplikasi
Tindakannyan adalah:
Untuk mencegah komplikasi pasien yang terlalu lama berbaring perlu diubah sikap baringnya tiap 3 jam.
Jika terjadi komplikasi keluarga perlu diberi penjelasan mengapa dapat terjadi (mungkin terlambat berobatnya atau kuman penyakitnya sangat ganas). Diminta agar orang tua membantu menenangkan (beri penjelasan secara bijaksana agar keluarga tidak cemas).
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
Darah untuk kultur (biakan empedu) dan widal
biakan empedu untuk menemukan Salmonela typosa dapat ditemukan dalam darah pasien pada minggu pertama sakit. Selanjutnya lebih sering ditemukan pada urine dan feces dan mungkin akan tetap positif untuk waktu yang lama.
Pemeriksaan widal
Merupakan pemeriksaan yang dapat menentukan diagnosa typus abdominalis secara pasti. Dikerjakan pada waktu pertama masuk dan setiap minggu berikutnya.

Tidak ada komentar:

 
Google